Skip to content

Dari Pemalu ke Pianis Ekspresif: Perjalanan Ketekunan Faith Tovia

    Ketika Rasa Takut Tak Lagi Menghalangi Langkah

    Seorang anak bersuara lembut duduk di depan piano, wajahnya penuh keraguan, tangan sedikit gemetar. Namun, di balik segala kecanggungannya, tumbuh semangat kecil yang tidak pernah padam. Itulah Faith Tovia, murid Dutanada Music School di bawah bimbingan Pak Erick Hidayat. Kisahnya bukan tentang perjalanan mulus menuju prestasi seorang pianis, melainkan tentang keberanian untuk terus melangkah, meski berkali-kali harus jatuh dan bangun kembali. Inilah kekuatan sebenarnya yang membawa Faith ke titik ini.

    Awal Perjalanan: Melangkah Keluar dari Zona Nyaman

    Faith mulai belajar piano di akhir April 2022. Sejak hari pertama, ia sudah ditantang untuk mencoba lagu-lagu pop—sesuatu yang benar-benar baru baginya (sesuai permintaan orangtua nya, supaya dapat bermain pop dan klasik). Eksposur awal terhadap genre pop membuatnya harus beradaptasi dan melatih rasa percaya diri. Tidak semua berjalan mudah; beberapa lagu terasa asing dan sulit. Namun, setiap keberanian menghadapi tantangan baru menambah satu batu loncatan dalam perkembangan Faith.

    Ujian sebagai Tonggak Progres

    Progres Faith terlihat jelas dari jejak ujiannya. Ia menuntaskan Grade 3 di September 2022, lalu Grade 4 di Desember 2023, dan akhirnya Grade 5 pada Januari 2025. Setiap ujian membawa tantangan tersendiri, bukan hanya soal teknik bermain piano, tapi juga mental dalam menghadapi tekanan. Meskipun kadang permainannya terasa kurang ekspresif, Faith tidak pernah menyerah. Ia terus berlatih, memperbaiki diri, dan lambat laun mulai lebih percaya diri setiap kali tampil.

    Kompetisi Pertama sebagai Pianis: Mengalahkan Rasa Takut

    Tahun 2024 menjadi momen bersejarah saat Faith memberanikan diri mengikuti kompetisi piano Veranza. Di kategori free choice, ia berhasil meraih juara 5. Bukan posisi teratas, namun kemenangan ini terasa sangat berarti. Faith harus bertarung dengan rasa gugup dan tidak percaya diri di depan juri serta penonton. Pengalaman ini menjadi titik balik penting: keberanian untuk mencoba dan tetap berdiri setelah jatuh adalah kemenangan terbesar dalam hidupnya.

    Melayani Lewat Musik di Sekolah

    Pertengahan tahun 2024, Faith mulai aktif mengiringi kebaktian di sekolahnya. Ini bukan tugas yang ringan bagi seorang anak pemalu. Namun, Faith selalu menjalankan tanggung jawab itu dengan sungguh-sungguh. Ia belajar menyesuaikan tempo, mengatur dinamika permainan, dan mendukung suasana ibadah melalui musik. Guru dan orang tua melihat perubahan besar pada dirinya sebagai pianis—Faith lebih percaya diri dan mampu mengatasi rasa takut tampil di depan umum. (Catatan: karena belajar piano pop, melayani di Gereja dengan musik tidak ada halangan bagi Faith)

    Perubahan Signifikan di Tahun 2024

    Orang tua Faith menyaksikan sendiri lonjakan kemajuan pada tahun 2024, terutama setelah konser tahunan sekolah musik. Faith tampil lebih bersemangat dan ekspresif; tidak sekadar menekan tuts tetapi benar-benar “menghidupkan” lagu yang ia mainkan. Proses panjang belajar piano perlahan membentuk karakter baru dalam dirinya: lebih berani, terbuka, dan mampu menunjukkan sisi terbaiknya di atas panggung.

    Konsistensi: Kunci Perubahan Besar

    Faith selalu menunjukkan kemajuan secara bertahap namun konsisten. Setiap tugas dari guru atau tanggung jawab di sekolah ia jalani dengan serius—meski kadang harus berjuang melawan rasa malas atau tekanan tugas lain. Semua proses itu terakumulasi menjadi kemampuan baru: dari permainan yang dulu datar kini menjadi penuh warna dan ekspresi.

    Ketekunan Membawa Hasil

    Perjalanan Faith Tovia sebagai pianis adalah cerminan bahwa ketekunan dan resiliensi adalah kunci utama dalam mencapai kesuksesan belajar musik. Ia membuktikan bahwa proses belajar piano bukan hanya tentang bakat, tapi juga tentang daya tahan untuk terus mencoba meski gagal, serta semangat untuk tidak pernah menyerah.

    Di setiap nada yang ia mainkan kini tersimpan cerita perjuangan seorang anak pemalu yang perlahan berubah menjadi pianis ekspresif—hasil dari bimbingan Dutanada Music School yang peduli pada pertumbuhan karakter murid, serta komitmen untuk membawa mereka mencapai potensi terbaiknya.