ABRSM Performance Exam adalah ujian musik International yang disamakan dengan Practical Exam, tetapi cara penyelengaraannya dengan merekam 4 lagu secara berkesinambungan.
Cara ujian ini adalah solusi pada masa pandemi, dimana penguji dari UK- Britihs England tidak dapat ke Indonesia untuk menguji.
Pada kesempatan ini, kami akan membahas bagaimana untuk mendapatkan nilai yang tinggi pada ujian sesuai arahan dari John Holmes, Chief Examiner dari ABRSM.

Total nilai ujian secara keseluruhan adalah 150. Ada 4 lagu yang wajib dimainkan di ABRSM performance exam, dan tiap lagu mempunyai bobot nilai 30. Kalau nilai 30 ini kita kalikan 4, maka bobot nilai dari 4 lagu tersebut adalah 120.
Ada bobot nilai 30 sisanya yang diberikan untuk “performance as a whole”.
Menurut John Holmes (Chief Examiner), nilai ini diberikan kepada “performa 4 lagu, dari awal sampai akhir”.
Artinya, penguji memberikan nilai dari lagu pertama sampai ke empat sebagai performance dan delivery.

Hal ini sangat penting untuk diketahui oleh guru, karena yang dinilai tidak hanya per lagu saja, tetapi seluruh dari performa murid saat memainkan 4 lagu tersebut.
Ada 5 element yang dinilai oleh penguji, yaitu Pitch, Time, Tone, Shape dan Performance. Dan dari 5 elemen ini dibungkus oleh tiga kategori, yaitu:
- Communication – atau bagaimana murid ber interaksi dengan audiens.
- Interpretation – bagaimana murid berhubungan dengan lagu tsb.
- dan Delivery – bagaimana murid membawakan lagu tersebut.
Di ABRSM performance exam, penguji akan menilai cara murid memperkenalkan dirinya, cara hormat, cara duduk, bagaimana membuat jeda dari satu lagu ke lagu lainnya secara berkesinambungan.
Untuk itu, guru wajib mengetahui hal diatas dan mengajarkan secara seksama.
Sebagai kesimpulan, performance exam mempunyai nilai sama dan sejajar dengan practical exam, tetapi dengan cara penilaian yang berbeda.