“Dave adalah murid yang dari sisi teknik bermusik masih butuh waktu lebih lagi agar bisa matang. Ya mungkin hal itulah yang membuat prestasinya belum maksimal,” demikian ucap Pak Erick, selaku guru musik Dave Henokh Liong, salah satu murid di Sekolah Musik Dutanada yang sekarang berada di grade 5.
Sekarang, mari berhenti sejenak dan coba bayangkan diri Anda di posisi Dave. Apa yang akan Anda lakukan ketika mendengar komentar ‘menyakitkan’ tersebut? Menyerah lalu berhenti belajar musik, atau justru sebaliknya, malah semakin termotivasi?!
Apapun jawaban Anda, yang jelas murid SMPK 7 Penabur Jakarta ini memutuskan kalau ia akan tetap berjuang dan tidak menyerah. Dari sikapnya, siswa kelas 9 tersebut seolah mengatakan pada semua orang bahwa gagal atau berhasil itu kita yang tentukan, bukan (pendapat) orang lain.
Belum lagi, remaja kelahiran 10 November 2003 ini juga mengingat bahwa gurunya pernah berkata kalau dirinya sebenarnya memiliki potensi dan rasa ingin tahu yang tinggi akan dunia musik. Pujian itu membuat bocah yang bertempat tinggal di jalan Surya Widuri Jakarta tersebut memutuskan akan terus belajar dan belajar, apalagi dunia musik memang merupakan salah satu hobinya.
Ya mengenai minatnya di dunia alat music piano tersebut, sama seperti sebagian besar murid Sekolah Musik Dutanada lainnya, Dave juga belajar tanpa paksaan dari orang tuanya.
Tekad kuat remaja yang doyan main HP dan mendengarkan musik ini rupanya membuahkan hasil. Baru 2 tahun belajar piano, remaja usia 15 tahun ini sudah berhasil mendapatkan predikat distinction di tahun 2017 kemarin.
Padahal jadwal latihan mingguannya sangat tidak menentu. Kalau sibuk ya hanya 1–2 kali, tapi kalau ada kesempatan lebih juga bisa 3-5 kali, itupun rata-rata hanya 30 menit saja. Hal ini membuktikan bahwa quotes Og Mandino memang benar: “Failure will never overtake me if my determination to succeed is strong enough”. Bravo Dave!